MAKALAH SOLUTIO PLASENTA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai literatur disebutkan bahwa risiko mengalamisolusio plasenta meningkat dengan bertambahnya usia.
Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Terdapatfaktor-faktor lain yang ikut memegang peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut pada ibu hamil. Di negara yang sedang berkembang penyebabkematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penangannya(direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi.Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan paritas
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5% disertai pula oleh pre eklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan diagnosisnya dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan prematur idopatik, sampai kemudian terjadi gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus yang hebat, hipertomi uterus yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala tunggal tetapi lebih sering berupa gejala kombinasi.
Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif umum dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan pada kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan bahkan mortabilitas pada janin dan bayi baru lahir.
1.2.      Tujuan
  1. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta.
  2. Untuk mengetahui klasifikasi dari solusio plasenta.
  3. Untuk mengetahui etiologi dan solusio plasenta.
  4. Untuk mengetahui patofisiologi dari solusio plasenta.
  5. Untuk mengetahui gambaran klinis dari solusio plasenta.
  6. Untuk mengetahui diagnosis untuk solusio plasenta.
  7. Untuk mengetahui komplikasi dari solusio plasenta.
  8. Untuk mengetahui prognosis dari solusio plasenta.
1.3.      Rumusan Masalah
  1. Apa definisi solusio plasenta ?
  2. Apa klasifikasi solusio plasenta?
  3. Bagaimana etiologi dari solusio plasenta ?
  4. Apa saja patofisiologi dari solusio plasenta ?
  5. Apa saja gambaran klinis dari solusio plasenta ?
  6. Apa saja diagnosis untuk pasien dengan solusio plasenta ?
  7. Apa saja komplikasi dari solusio plasenta ?
  8. Apa prognosis dari solusio plasenta ?
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.   Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
2.2.   Klasifikasi
Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus marginalis), dapat pula terlepas lebih luas (solusio parsialis), atau bisa seluruh permukaan maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Perdarahan yang terjadi dalam banyak kejadian akan merembes anatara plasenta dan miometrium untuk seterusnya menyelinap di bawah selaput ketuban dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis servikalis dan keluar melalui vagina (revealed hemorrhage). Akan tetapi, ada kalanya, walaupun jarang, perdarahan tersebut tidak keluar melalui vagina (concealed hemorrhage) jika
-          Bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding rahim
-          Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim
-          Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah ketuban pecah karenanya
-          Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen bawah rahim.
Dalam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu solusio plasenta ringan, solusio plasenta sedang dan solusio plasenta berat. Yang ringan biasanya baru di ketahui setelah plasenta lahir dengan adanya hematoma yang tidak luas pada permukaan maternal atau adanya ruptura sinus marginalis. Pembagian secara klinik ini baru definitif bila ditinjau retrospektif karena solusio plasenta sifatnya berlangsung progresif yang berarti solusio plasenta yang ringan bisa berkembang mejadi lebih berat dari wktu ke wktu. Keadaan umum penderita bisa menjadi buruk apabila perdarahannya cukup banyak pada kategori concealed hemorrhage.
2.2.1. Solusio placenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% tetapi atau ada yang menyebutkan kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. Tumpahkan darah yang keluar terlihat seperti pada haid bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. Gejala-gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warba darah yang kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.
2.2.2. Solusio placenta sedang
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum mencapai separuhnya (50%). Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml tetapi belum mencapai 1.000 ml. Umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan takikardia
2.2.3. Solusio placenta berat
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 50%, dan jumlah darah yang keluar telah mencapai 1.000 ml atau lebih. Pertumpahan darah bisa terjadi ke luar dan kedalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda klinik jelas, keadaan umum penderita buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada oliguri biasanya telah ada.
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinisnya, sesuai derajat terlepasnya plasenta. Pada solusio placenta, darah dari tempat pelepasan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari serviks dan terjadi solusio placenta dengan pendarahan keluar / tampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang placenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam/tersembunyi. Kadang-kadang darah masuk ke dalam ruang amnion sehingga perdarahan teteap bersembunyi.
2.3.   Etiologi
Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi.
2.3.1. Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.
2.3.2. Faktor trauma
  • Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
  • Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
  • Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
2.3.3.   Faktor paritas ibu
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian menerangkan bahwa  makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium
2.3.4.   Faktor usia ibu
Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
2.3.5.      Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
yang hamil dapat menyebabkan silusio plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma.
2.3.6.      Faktor pengunaan kokain
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas terjadinya vasospasmepembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif
2.3.7.      Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya
2.3.8.      Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta
2.3.9.      Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain.
2.4.      Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
Sesungguhnya solusio plasentra merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu keadan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena itu patosiologinya bergantung pada etilogi. Pada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah desidua.
Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat meneyebabkan pembekuan trombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam vaskular vili dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua basalis terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada miometrium. Dengan demikian, pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri ataspembentukab hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada bagian plasenta kecuali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta yang baru lahir. Dalam beberapa kejadian pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua. Hematoma retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari sirkulasi maternal/plasenta ke sirkulasi janin. Hematoma yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan plasenta lebih luas/banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes antara selaput ketuban dan miometrium untuk selanjutnya keluar melalui serviks ke vagina (revealed hemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria spiralis yang terputus. Walaupun jarang, terdapat perdarahan tinggal terperangkap di dalam uterus (concealed hemorrhage).
2.5.            Gambaran Klinik
Gambaran klinik penderita solusio plasenta bervariasi sesuai dengan berat ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. Belum ada uji coba yang khas untuk menentukan diagnosisnya. Gejala dan tanda klinisnya yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui vagina (80% kasus), rasa nyeri perut dan uterus tegang terus-menerus mirip his partus prematurus. Sejumlah penderita bahkan tidak menunjukkan tanda atau gejala klasik, gejala yang lahir mirip tanda persalinan prematur saja. Oleh karena itu, kewaspadaan atau kecurigaan yang tinggi diperlukan dari pihak pemeriksa.
2.5.1.   Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin tegang karena perdarahan yang berlangsung.
2.5.2.   Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4  bagian, tetapi belum 2/3 luas permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam. Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar untuk diraba. Jika janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi,walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada solusio plasenta berat.
2.5.3.      Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal
2.6.            Diagnosis
2.6.1.       Anamnesis
  • Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
  • Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman
  • Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
  • Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
  • Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2.6.2.      Inspeksi
  • Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
  • Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
  • Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
2.6.3.      Palpasi
  • Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
  • Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his.
  • Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
  • Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
2.6.4.      Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari 1/3 bagian.
2.6.5.      Pemeriksaan dalam
  • Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
  • Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang.
  • Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta
2.6.6.      Pemeriksaan umum
Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi cepat dan kecil
2.6.7.      Pemeriksaan laboratorium
  • Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan leukosit.
  • Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipofibrinogenemia
2.6.8.      Pemeriksaan plasenta.
Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
2.6.9.      Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :Terlihat daerah terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih ibu, Darah, Tepian plasenta.
2.7.            Komplikasi
2.7.1.      Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III . Pada solusio plasenta berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang terlihat (1,10,17)
2.7.2.      Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik. (1,2)
2.7.3.      Kelainan pembekuan darah
Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemia.
2.7.4.      Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum. Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah menjadi biru atau ungu yang biasa disebut Uterus couvelaire
2.8.            Prognosis
Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih buruk lagi bagi janin. Solusio plasenta ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedangmempunyai prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena morbiditas ibuyang lebih berat. Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling buruk terhadap ibulebih-lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan yang demikian janin telah mati danmortalitas maternal meningkat akibat salah satu komplikasi. Pada solusio plasenta sedang danberat prognosisnya juga tergantung pada kecepatan dan ketepatan bantuan medik yangdiperoleh pasien. Transfusi darah yang banyak dengan segera dan terminasi kehamilan tepatwaktu sangat menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal
BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai literatur disebutkan bahwa risiko mengalamisolusio plasenta meningkat dengan bertambahnya usia.
Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Terdapatfaktor-faktor lain yang ikut memegang peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut pada ibu hamil. Di negara yang sedang berkembang penyebabkematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penangannya(direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi.Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan paritas
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.
-          Definisi solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
-          Klasifikasi dari solusio plasenta.
  • Solusio placenta ringan
  • Solusio placenta sedang
  • Solusio placenta berat
-          Etiologi dan solusio plasenta.
  • Faktor kardio-reno-vaskuler
  • Faktor trauma
  • Faktor paritas ibu
  • Faktor usia ibu
  • Leiomioma uteri
  • Faktor pengguna kokai
  • Faktor kebiasaan merokok.
-          Patofisiologi dari solusio plasenta
-          Gambaran klinis dari solusio plasenta.
  • Solusio plasenta ringan
  • Solusio plasenta sedang
  • Solusio plasenta berat
-          Diagnosis dari solusio plasenta
  • Anmnesisi
  • Inspeksi
  • Palpasi
  • Auskultarasi
  • Pemeriksaan dalam
-          Komplikasi
  • Syok perdarahan
  • Gagal ginjal
  • Kelaianan pembekuaan darah
-          Prognosis
Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih buruk lagi bagi janin. Solusio plasenta ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedangmempunyai prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena morbiditas ibuyang lebih berat. Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling buruk terhadap ibulebih-lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan yang demikian janin telah mati danmortalitas maternal meningkat akibat salah satu komplikasi. Pada solusio plasenta sedang danberat prognosisnya juga tergantung pada kecepatan dan ketepatan bantuan medik yangdiperoleh pasien. Transfusi darah yang banyak dengan segera dan terminasi kehamilan tepatwaktu sangat menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.
3.2.   Saran
Jika terjadi perdarahan antepartum sebagai tenaga kesehatan harus melakukan penanganan sesegera mungkin. Bila perlu harus melakukan rujukan ke Rumah sakit yang memiliki fasilitas operasi dan tranfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP
Gray, Huon H [et.al..]. 2009. Kardiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Mansjoer. Arif. dkk . 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Widya Medika

0 komentar :

Posting Komentar

=MY IDENTITY=

:: MY IDENTITY ::


Nama : Hafiko Andresni

TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994

hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D




.........♥
......♥
....♥
......♥......................♥...♥
..........♥.............♥............♥
..............♥.....♥...................
...................♥.....................♥
................♥......♥..............♥
..............♥.............♥....♥
.............♥
...........♥
..........♥
.........♥
.........♥
..........♥
..............♥
...................♥
..........................♥
...............................♥
.................................♥
.................................♥
..............................♥
.........................♥
..................♥
.............♥
.....♥
...♥
.♥.............................♥....♥
♥..........................♥...........♥
.♥......................♥................♥
..♥...................♥..................♥
...♥....................................
.....♥................................♥
........♥.........................♥
...........♥...................♥
..............♥..............♥
..................♥.......♥
.....................♥..♥
.......................♥
Toad Jumping Up and Down

Pengikut

PENGUNJUNG

DolVNie

DolVNie
Jika anda bisa menetapkan dan menggapai tujuan harianmu, nyakinlah bahwa anda juga bisa menetapkan dan menggapai tujuan besarmu.

Wooww..

"Pengetahuan yang benar tidak diukur dari seberapa banyak Anda menghafal dan seberapa banyak yang mampu Anda jelaskan, melainkan, pengetahuan yang benar adalah ekspresi kesalehan (melindungi diri dari apa yang Allah larang dan bertindak atas apa yang Allah amanatkan) - diriwayatkan oleh Abu Na'im

IMAGES

IMAGES

MOTIVASI

Belajar adalah hasil dari mendengarkan, yang pada gilirannya menyebabkan pendengaran dan perhatian lebih baik kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk belajar dari anak, kita harus memiliki empati, dan empati tumbuh saat kita belajar. (Alice Miller)

MEE

MEE

:: MY IDENTITY ::

Nama : Hafiko Andresni

TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994

hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D




.........♥
......♥
....♥
......♥......................♥...♥
..........♥.............♥............♥
..............♥.....♥...................
...................♥.....................♥
................♥......♥..............♥
..............♥.............♥....♥
.............♥
...........♥
..........♥
.........♥
.........♥
..........♥
..............♥
...................♥
..........................♥
...............................♥
.................................♥
.................................♥
..............................♥
.........................♥
..................♥
.............♥
.....♥
...♥
.♥.............................♥....♥
♥..........................♥...........♥
.♥......................♥................♥
..♥...................♥..................♥
...♥....................................
.....♥................................♥
........♥.........................♥
...........♥...................♥
..............♥..............♥
..................♥.......♥
.....................♥..♥

PENGUNJUNG

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info