MAKALAH PLESENTA PREVIA
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian plasenta previa
Plasenta previa
adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta berada pada bagian atas uterus (Prawirohardjo, 2006).
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik posterior (belakang) maupun anterior (depan), sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi os serviks (Varney, 2006).
Plasenta previa
yaitu plasenta yang tumbuh di tempat yang rendah di daerah
penipisan-pembukaan pada segmen bawah rahim. Karena itu, plasenta
terletak lebih rendah dari janin (mendahului letak janin) dan dapat
menghalangi pelahiran pervaginam (Benson, 2008).
2.2 Klasifikasi plasenta previa
Kasifikasi plasenta previa menurut Prawirohardjo (2006) didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu :
1. Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
1. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
2. Plasenta previa
letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah
uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir,
pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan,
sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir .
Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomic melainkan fisiologik, maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya plasenta previa totalis pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa parsialis pada pembukaan 8 cm (Prawirohardjo, 2006).
2.2 Patofisiologi
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa
umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah
uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya
kehamilan (Manuaba, 2008).
Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan :
1. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi
2. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi janin
3. Villi korealis pada korion leave (korion yang gundul) yang persisten
Menurut Davood (2008) sebuah penyebab utama perdarahan trimester ketiga, plasenta previa
memiliki tanda yang khas, yaitu pendarahan tanpa rasa sakit. Perdarahan
diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan perkembangan segmen bawah
uterus pada trimester ketiga. Dengan
bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar
lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen
bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak
dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya
sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi
perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah yang
disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber
perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis
dari plasenta. Perdarahannya tak dapat dihindarkan karena
ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus
menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya
normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh
karena itu, perdarahan pada plasenta previa
totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang
mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai (Oxorn, 2003).
2.3 Etiologi
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab serius perdarahan pada periode trimester ketiga. Hal ini biasanya terjadi pada wanita dengan kondisi sebagai berikut ( Varney, 2006) :
1. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut
Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi
aterm. Menurut Prawirohardjo (2006), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Primipara
adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar
untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006). Multipara adalah wanita yang
pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2008).
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan
(Manuaba, 2008).
Kejadian plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita multipara daripada primipara. Pada multipara, plasenta previa disebabkan vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi
pada desidua akibat persalinan masa lampau. Aliran darah ke plasenta
tidak cukup dan memperluas permukaannnya sehingga menutupi pembukaan
jalan lahir. Pada paritas tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena keadaan endomentrium kurang subur (Prawirohardjo, 2006).
2. Usia ibu
Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak
dilahirkan atau diadakan). Usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan
pada usia < 20 dan > 35 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-35 tahun
(Prawirohardjo, 2006).
Prevalensi plasenta previa meningkat 3 kali pada umur ibu > 35 tahun. Plasenta previa
dapat terjadi pada umur diatas 35 tahun karena endometrium yang kurang
subur, sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium
menyebabkan aliran darah ke endometrium
tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan
yang lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat (Manuaba,
2008). Plasenta previa terjadi pada umur muda karena endometrium masih belum sempurna.
3. Riwayat pembedahan rahim, termasuk seksio sesarea (risiko meningkat seiring peningkatan jumlah seksio sesarea).
Seksio sesarea yaitu pembedahan
untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus
(Prawirohardjo, 2006). Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa seorang
ibu yang telah mengalami pembedahan itu merupakan seorang yang mempunyai
parut dalam uterus dan tiap kehamilan serta persalinan berikut
memerlukan pengawasan yang cermat berhubung dengan bahaya rupture uteri.
Riwayat persalinan sesarea akan meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa
yaitu (3,9 %) lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka (1,9 %) untuk
keseluruhan populasi obstetric (Cunningham, 2008). Hasil penelitian M.J
Langgar, P Nugrahanti diperoleh 149 penderita plasenta previa yang dirawat di rumah sakit Dr.Saiful Anwar Malang tahun 2005-2006, 49 % plasenta previa terjadi pada ibu dengan bekas seksio sesarea sebelumya. Kejadian plasenta previa meningkat pada ibu dengan riwayat seksio sesarea di sebabkan karena endometrium yang cacat akibat bekas luka sayatan.
4. Kehamilan kembar (ukuran plasenta lebih besar).
Kehamilan kembar yaitu Kehamilan dengan 2 janin atau lebih
(Prawirohardjo, 2006). Pada kehamilan kembar ukuran plasenta lebih
besar dari ukuran normal dan tempat implantasinya membutuhkan ruang yang
luas, untuk mendapatkan aliran darah yang lebih kuat (Varney, 2006).
2.4 Gambaran klinik
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan
pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal.
Akan tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada
sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam.
Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ke tiga,
akan tetapi tidak jarang pula dimulai sejak
kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah uterus telah
terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya
kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks
mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di situ
tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu
mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan
dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna
kehitam-hitaman. Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek
karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan
sinus marginalis dari plasenta (Prawirohardjo, 2006).
Kay (2003) menyebutkan bahwa gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua hal berikut :
1. Tiba-tiba,
tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan sampai
berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada
awal minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum selama trimester ketiga.
2. Gejala persalinan prematur. Satu dari 5 wanita dengan tanda-tanda plasenta previa juga memiliki kontraksi rahim.
Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti untuk sementara. Tapi itu hampir selalu dimulai lagi hari atau minggu kemudian. Beberapa wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala apapun. Dalam kasus ini, plasenta previa hanya dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain (Kay, 2003).
Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan didapatkan belum masuk ke dalam pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak ke samping karena plasenta previa posterior; atau bagian terbawah janin sukar ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang (Scearce, 2007).
2.5 Diagnosa
Jika plasenta previa
terdeteksi pada akhir tahun pertama atau trimester kedua, sering kali
lokasi plasenta akan bergeser ketika rahim membesar. Ini dapat dilakukan
pemeriksaan USG. Beberapa wanita mungkin bahkan tetap tidak
terdiagnosis sampai persalinan, terutama dalam kasus-kasus plasenta previa sebagian (Faiz, 2003).
1. Anamnesis
Pada anamnesis dapat dinyatakan
beberapa hal yang berkaitan dengan perdarahan antepartum seperti umur
kehamilan saat terjadinya perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan
bentuk terjadinya perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan.
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung
tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida (Prawirohadjo, 2007).
2. Pemeriksaan luar
a. Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan yang
keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya. Jika
telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis (Prawirohardjo, 2006).
b. Palpasi
Janin sering belum cukup bulan,
jadi fundus uteri masih rendah, sering dijumpai kesalahan letak janin,
bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul (Sheiner, 2001).
c. Ultrasonografi
Menegakkan diagnosa plasenta previa
dapat pula dilakukkan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan
letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan
bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya, dan tidak rasa nyeri
(Prawirohadjo, 2006). USG abdomen selama trimester kedua menunjukkan penempatan plasenta previa. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100% identifikasi plasenta previa. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95% (Johnson, 2003).
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut plasenta letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa, dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain (Oyelese, 2006).
d. Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau
dari kelainan serviks dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai (Johnson, 2003).
2.6 Penatalaksanaan plasenta previa
1. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya
janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan
pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan
secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik
(Prawirohardjo, 2006).
Syarat-syarat terapi ekspektatif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
Penanganan pasif pada kasus kehamilan preterm dengan
perdarahan sedikit kemudian berhenti di maksudkan dapat memberikan
kesempatan pada janin untuk tetap tumbuh dan berkembang dalam kandungan
sampai janin matur. Dengan demikian angka kesakitan dan kematian neonatal karena kasus preterm dapat ditekan (Prawirohardjo, 2006).
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
Menunda tindakan pengakhiran kehamilan segera pada kasus plasenta previa bila tidak terdapat tanda-tanda inpartu ditujukkan untuk
mempertahankan janin dalam kandungan. Hal ini memberikan peluang janin
untuk tetap berkembang dalam kandungan lebih lama sampai aterm, dan
dengan demikian pula kemungkinan janin hidup di luar kandungan lebih
besar lagi (Prawirohardjo, 2006).
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
Selama ibu tidak memiliki
riwayat anemia, terapi pasif dapat dilakukan karena kemungkinan
perdarahan berkelanjutan kecil terjadi karena kadar Hb normal bila
sebelumnya tidak dilakukan pemeriksan dalam (Prawirohardjo, 2006).
d. Janin masih hidup.
Bila janin masih hidup, berarti besar kemungkinan janin masih dapat bertahan dalam
kandungan sampai janin matur. Sehingga tidak perlu mengakhiri kehamilan
dengan segera karena hanya akan memperkecil kesempatan hidup janin bila
sudah berada di luar kandungan (Prawirohardjo, 2006).
2. Terapi aktif
Wanita hamil di atas 22 minggu
dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera
ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara
menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa (Prawirohardjo, 2006).
a. Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan
seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin
meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap
dilakukan (Prawirohardjo, 2006).
b. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1) Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa
lateralis/ marginalis dengan pembukaan > 3 cm serta presentasi
kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen bawah
rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada
atau masih lemah, akselerasi dengan infus oksitosin (Prawirohardjo, 2006).
2) Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade
plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih hidup (Prawirohardjo, 2006).
3) Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet,
kemudian beri beban secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini
kurang efektif untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan
pendarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada
janin yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif (Prawirohardjo,
2006).
Menurut Manuaba (2008) Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah :
1) Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak untuk mengurangi kesakitan dan kematian.
2) Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut.
3) Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang cukup.
2.7 Komplikasi
Berikut ini adalah kemungkinan komplikasi plasenta previa oleh Usta (2005) :
1. Pertumbuhan
janin lambat karena pasokan darah yang tidak mencukupi. Adanya atrofi
pada desidua dan vaskularisasi yang berkurang menyebabkan suplai darah
dari ibu ke janin berkurang. Dalam darah terdapat oksigen dan zat-zat
makanan yang dibutuhkan tubuh janin untuk berkembang. Kekuranagan suplai darah menyebabkan suplai makanan berkurang (Prawirohardjo, 2006).
2. Anemia
janin. Tekanan yang ditimbulkan terus menerus pada plasenta akan
mengurangi sirkulasi darah antara uterus dan plasenta sehingga suplai
darah ke janin berkurang (Prawirohardjo, 2006).
3. Janin
yang tertekan akibat rendahnya pasokan oksigen. Berkurangnya suplai
darah berarti suplai oksigen dari ibu ke janin juga berkurang
(Prawirohardjo, 2006).
4. Shock
dan kematian ibu jika pendarahan berlebihan. Pada kasus yang
terbengkalai, bila ibu tidak mendapatkan pertolongan transfuse darah
akibat banyak kehilangan darah akibat perdarahan hebat dapat menyebabkan
shock bahkan kematian pada ibu (Prawirohardjo, 2006).
5. Infeksi dan pembentukan bekuan darah. Luka pada sisa robekan plasenta rentan menimbulkan infeksi intrauterine.ibu
dengan anemia berat karena perdarahan dan infeksi intrauterine, baik
seksio sesarea maupun persalinan pervaginam sama-sama tidak mengamankan
ibu maupun janinnya (Prawirohardjo, 2006).
6. Kehilangan
darah yang membutuhkan transfuse. Kehilangan banyak darah akibat
perdaahan hebat perlu mendapatkan pertolongan transfuse segera.
Perdarahan merupakan factor dominant penyebab kematian maternal
khususnya di Negara Indonesia (Prawirohardjo, 2006).
7. Prematur, pengiriman sebelum minggu ke-37 kehamilan, yang biasanya menimbulkan risiko terbesar pada janin (Cunningham, 2006).
8. Cacat lahir. Cacat lahir terjadi 2,5 kali lebih sering pada kehamilan yang dipengaruhi oleh plasenta previa daripada kehamilan tidak terpengaruh. Penyebab saat ini tidak diketahui (Cunningham, 2006).
2.8 Prognosis
Mortalitas
perinatal kurang dari 50 per 1000, kematian janin disebabkan karena
hipoksia. Setelah lahir dapat terjadi perdarahan postpartum karena
trofoblas menginvasi segmen bawah uteri. Bila perdarahan tidak dapat
dihentikan maka dilakukan histerektomi. Mortalitas ibu rendah dengan
pelayanan obstetri yang baik dan tidak dilakukan pemeriksan sebelum
masuk rumah sakit (Cunningham, 2006 dan Jones, 2002).
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
=MY IDENTITY=
:: MY IDENTITY ::
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
.........♥ ......♥ ....♥ ......♥............. ..........♥......... ..............♥..... ...................♥ ................♥... ..............♥..... .............♥ ...........♥ ..........♥ .........♥ .........♥ ..........♥ ..............♥ ...................♥ .................... .................... .................... .................... .................... .................... ..................♥ .............♥ .....♥ ...♥ .♥.................. ♥................... .♥.................. ..♥................. ...♥................ .....♥.............. ........♥........... ...........♥........ ..............♥..... ..................♥. .................... .................... |
Pengikut
DolVNie
Wooww..
"Pengetahuan yang benar tidak diukur dari seberapa banyak Anda menghafal dan seberapa banyak yang mampu Anda jelaskan, melainkan, pengetahuan yang benar adalah ekspresi kesalehan (melindungi diri dari apa yang Allah larang dan bertindak atas apa yang Allah amanatkan) - diriwayatkan oleh Abu Na'im
IMAGES
MOTIVASI
Belajar adalah hasil dari mendengarkan, yang pada gilirannya menyebabkan pendengaran dan perhatian lebih baik kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk belajar dari anak, kita harus memiliki empati, dan empati tumbuh saat kita belajar. (Alice Miller)
MEE
:: MY IDENTITY ::
Nama : Hafiko Andresni
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
.........♥ ......♥ ....♥ ......♥............. ..........♥......... ..............♥..... ...................♥ ................♥... ..............♥..... .............♥ ...........♥ ..........♥ .........♥ .........♥ ..........♥ ..............♥ ...................♥ .................... .................... .................... .................... .................... .................... ..................♥ .............♥ .....♥ ...♥ .♥.................. ♥................... .♥.................. ..♥................. ...♥................ .....♥.............. ........♥........... ...........♥........ ..............♥..... ..................♥. .................... |
PENGUNJUNG
free music at divine-music.info
0 komentar :
Posting Komentar