MAKALAH ANGINA PEKTORIS
TUGAS KELOMPOK DOSEN PEMBIMBING
SISTEM
KARDIOVASKULER
TENTANG
ANGINA
PEKTORIS
DISUSUN OLEH
:
KELOMPOK 6
|
HAFIKO ANDRESNI
|
AYU WAHYUNI
|
KHAIRUL HIDAYAH
|
SILVIA RATNA SARI
|
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
TUANKU
TAMBUSAI BANGKINANG
TAHUN AJARAN
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penyakit
jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama
disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau
spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian
penyakit jantung koroner di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di
negara berkembang maupun negara maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang
meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang
juga menderita penyakit jantung koroner.(http//google.co.id)
Di
Indonesia, penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat PJK di seluruh dunia
adalah sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian dengan berbagai
sebab.Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris.
Angina
pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul
pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina
pektoris dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina), dan
keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma
koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart
attack) dan bisa menyebabkan kematian. (American Heart Association (AHA))
Mengingat
tingginya angka kematian akibat PJK, maka kami sebagai mahasiswa/i pembuat
makalah ini akan menjelaskan lebih banyak lagi mengenai Angina Pektoris ini.
B. Tujuan
Penulisan
Ø Tujuan
Umum penulisan makalah ini adalah untuk
menjelaskan tentang penyakit jantung koroner yaitu angina pektoris.
Ø Tujuan
khusus dari makalah ini adalah:
1.
Agar mahasiswa/i dapat mengetahui
gejala dari angina pektoris.
2.
Agar mahasiswa/mahasiswi dapat
mengetahui faktor penyebab dan faktor pencetus.
3.
Agar mahasiswa/i memahami bagaimana membuat
asuhan keperawatan pada pasien dengan angina pektoris.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Medik
1. Definisi
Angina
pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat
sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).
Angina
pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada
yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang
bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
Angina
pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun
Praktis Kardiovaskuler)
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang
ditandai dengan episode atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di dada
depan. (Brunner dan Suddart, 1997
Angina
pectoris ialah keadaan di mana klien merasa sakit dada yang kuat akibat dari
penyakit jantung ischemic iaitu kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke
myocardium jantung. (Angina bermaksud tercekik. Pectoris bermaksud dada).
Angina
biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah makan yang
berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen
darah daripada arteri-arteri yang menyempit dapat berikan. Angina secara khas
berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan
menempatkan tablet nitroglycerin dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan
pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan
nitroglycerin mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi
membebaskan angina.
2. Etiologi
Ø
Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
· Suplai
oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung dibandingkan
kebutuhan.
· Ketika
beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat.
Otot jantung memompa lebih kuat.
· Riwayat
merokok (Baik perokok aktif maupun perokok pasif)
· Angina
disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju area jantung. Kadang-kadang
, jenis penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan angina.
· Ateriosklerosis
merupakan
istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal
dan kurang lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari
dinding arteri.
· Spasme
arteri koroner
· Anemia
berat
· Artritis
· Aorta
Insufisiensi
Ø Faktor
resiko antara lain adalah:
Dapat
Diubah (dimodifikasi)
·
Diet (hiperlipidemia)
·
Rokok
·
Hipertensi
·
Stress
·
Obesitas
·
Kurang aktifitas
·
Diabetes Mellitus
·
Pemakaian kontrasepsi oral
Tidak
dapat diubah
·
Usia
·
Jenis Kelamin
·
Ras
·
Herediter
Ø Faktor
pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain:
· Emosi
· Stress
· Kerja
fisik terlalu berat
· Hawa
terlalu panas dan lembab
· Terlalu
kenyang
· Banyak
merokok
3. Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina
pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium
yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner
(ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang
bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan
penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu
jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan
lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung.
Namun apabila arteri koroner
mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Angina Pectoris Adanya endotel
yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang berfungsi
untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini
dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum
menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila
penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka
suplai darah ke koroner akan berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan
glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini
menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri.
Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi
adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.
Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri
akan reda. Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
1.
Latihan fisik dapat memicu serangan
dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2.
Pajanan terhadap dingin dapat
mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan
kebutuhan oksigen.
3.
Makan makanan berat akan meningkatkan
aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan
ketersediaan darah unuk supai jantung.
4.
Stress atau berbagai emosi akibat
situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat
pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja
jantung juga meningkat.
Penimbunan lemak
(lipid) dan jaringan fibrous pada dinding arteri koroner
↓
Penyempitan pembuluh
darah koroner
↓
Obstruksi / hambatan
aliran darah miokard
↓
Iskemia (berkurangnya
kadar oksigen)
↓
Mengubah metabolisme
aerobik menjadi an aerobik
↓
Tertimbun asa laktat
↓
Ph sel menurun
↓
Muncul efek hipoksia
↓
Mengganggu fungsi
ventrikel kiri
↓
Menurunnya fungsi
ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya jumlah curah jantung
sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)
↓
Berkurangnya daya
kontraksi dan gangguan gerakan jantung (heremodinamik)
↓
Tekana jantung kiri,
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dan paru-paru kiri meningkat
↓
Peningkatan ringan
tekanan darah dan denyut jantung
↓
Nyeri
4. Manifestasi Klinis
Iskemia
otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa
tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa
akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas
atau sternum ketiga tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya
terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan
aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien
biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus
menerus. Rasa lemah di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan
menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa
akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang apabila
faktor presipitasinya dihilangkan.
Kualitas nyeri seperti
tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya
perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
5. Pemeriksaan Diagnostik
Ø Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG)
yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina
seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien
pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan
pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG
menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu
serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T
menjadi negatif.
Ø Foto
Rontgen Dada
Foto
rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada
pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak
adanya kalsifikasi arkus aorta.
Ø
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun
demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering
dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi
pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida
perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan
pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang
juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.
Ø Uji
Latihan Jasmani
Karena pada
angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka seringkali perlu
dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu
istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau
sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau
submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG
terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST
sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila
disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu
serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.
Di tempat yang
tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara
Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG
sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.
Ø
Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini
dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan
spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak
latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan
dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila
ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia
pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini
juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.
6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis
angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan
suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan
kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat dicapai melalui
revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau
angiosplasti koroner transluminar perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary
angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang
menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup
penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser
untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat
obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang
dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas
koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk
mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang diderita pasien.
7. Komplikasi
Ø Stres
psikologis
Ø Infark
Miokard
Ø Aritmia
Ø Gagal
jantung
B. Konsep Dasar Medik
1. Pengkajian
Data
Subjektif :
1.
Lokasi Nyeri (menyebar kebagian mana)
2.
Dada terasa berat, kencang, seperti
diperas.
3.
Awitan dan lamanya nyeri
4.
Faktor-faktor pencetus nyeri: kegiatan,
panas, dingin, stres, makanan.
5.
Faktor-faktor yang dapat mengurangi
nyeri : istirahat, nitrogliserin.
Data
Objektif :
Apabila
nyeri angina sedang dialami pasien, fokus perawat adalah tingkah laku pasien,
seperti tampak cemas, ketakutan & memegang dada. Disamping itu, perawat
perlu melihat TTV dan perubahan pada irama jantung.
2. Diagnosa Keperawatan
Ø Nyeri
yang berhubungan dengan penyumbatan arteria koronaria, vasospasme, hipoksia,
uji diagnostik, dan kegiatan yang melelahkan.
Ø Gangguan
perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipertensi, angina, penyumbatan
arteria koronaria.
Ø Intoleran
aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan, suplai oksigen tidak seimbang
dengan kebutuhan, imobilisasi, nyeri kelelahan.
Ø Defisit
pengetahuan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif.
Ø Cemas
yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan, perubahan fungsi dan peran,
konsep diri, ancaman kematian
3. Rencana Keperawatan
1. NYERI
AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan
keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi
Kriteria hasil :
Pasien
menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina
menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Anjurkan pasien
untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
|
Nyeri dan penurunan
curah jantung dpat merangsang sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah
besar nor epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan
trombokxane A2.Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan TD dan frekuensi jantung.
|
Identifikasi
terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan
lokasi nyeri.
|
Membantu membedakan
nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak
stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina
tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.
|
Evaluasi laporan
nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan (khusunya pada sisi kiri.
|
Nyeri jantung dapat
menyebar contoh nyeri sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat
saraf spinal yang sama.
|
Letakkan pasien
pada istirahat total selama episode angina.
|
Menurunka kebutuhan
oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis.
|
Tinggikan kepala
tempat tidur bila pasien napas pendek
|
Memudahkan
pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang
|
Pantau kecepatan
atau irama jantung
|
Pasien angina tidak
stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress
|
Panatau tanda vital
tiap 5 menit selama serangan angina
|
TD dapat meningkat
secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi.
|
Pertahankan tenang
, lingkungan nyaman, batasi pengunjung bila perlu
|
Stres mental atau
emosi meningkatkan kerja miokard
|
Berikan makanan
lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan
|
Menurunkan kerja
miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, manurunkan risiko serangan angina
|
Kolaborasi:
Berikan antiangina
sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual
|
Nitrigliserin
mempunyai standar untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina selam lebih dari
100 tahun
|
2. PENURUNAN
CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD
TRANSIEN/MEMANJANG)
|
|
Tujuan: Setelah diberikan tindakan
keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.
Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan
episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi
aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan
kerja jantung.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Pantau tanda vital,
contoh frekuensi jantung, tekanan darah.
|
Takikardi dapat
terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung.
Perubahan juga terjadi pada TD (hipertensi atau hipotensi) karena respon
jantung
|
Evaluasi status
mental, catat terjadinya bingung, disorientasi.
|
Menurunkan perfusi
otak dapat menghasilkan perubahan sensorium.
|
Catat warna kulit
dan adanya kualitas nadi
|
Sirkulasi perifer
menurun bila curah jantung turun, membuat kulit pucat dan warna abu-abu
(tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi perifer
|
Mempertahankan
tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut
|
Menurunkan konsumsi
oksigen atau kebutuhan menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi
|
Berikan periode
istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan aktivitas perawatan diri,
sesuai indikasi
|
Penghematan energy,
menurunkan kerja jantung.
|
Pantau dan catat
efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi jantung dan irama
(khususnya bila memberikan kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dan nitras)
|
Efek yang
diinginkan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan
stress ventricular. Obat dengan kandungan inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat
memberi efek terkumpul pada curah jantung.
|
Kaji tanda-tanda
dan gejala-gejala GJK
|
Angina hanya
gejalab patologis yang disebabkan oleh iskemia miokard.penyakit yang
emepengaruhi fungsi jantung emnjadi dekompensasi.
|
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai
indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh ditiazem (cardizem); nifedipin
(procardia); verapamil(calan).
|
Meskipun berbeda
pada bentuk kerjanya, penyekat saluran kalsium berperan penting dalam
mencegah dan menghilangkan iskemia pencetus spasme arteri koroner dan
menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja jantung.
|
Penyakit beta,
contoh atenolol (tenormin); nadolol (corgard); propanolol (inderal); esmolal
(brebivbloc).
|
Obat ini menurunkan
kerja jantung dengan menurunkan frekuensi jantung dan TD sistolik.
|
3. INTOLERANSI
AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA
CURAH JANTUNG.
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan
keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil :
Pasien
melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien
menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Kaji respons klien
terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di
atas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas;
dispnea atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan;
diaphoresis; pusing atau pingsan.
|
Menyebutkan
parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stress aktivitas
dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
tingkat aktivitas.
|
Instruksikan pasien
tentang teknik penghematan energi.
|
Teknik menghemat
energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
|
Berikan dorongan
untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.
Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
|
Kemajuan aktivitas
bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan
hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
|
4. ANSIETAS
BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS
KESEHATAN.
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan
keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat
diatasi.
Kriteria hasil :
Pasien
menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien
menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien
melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Jelaskan tujuan tes
dan prosedur, contoh tes stress.
|
Menurunkan cemas
dan takut terhadap diagnose dan prognosis.
|
Tingkatkan ekspresi
perasaan dan takut,contoh menolak, depresi, dan marah.
|
Perasaan tidak
ekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri.
|
Dorong keluarga dan
teman untuk menganggap pasien sebelumnya.
|
Meyakinkan pasien
bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.
|
Kolaborasi :
berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi
|
Mungkin diperlukan
untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi
koping adekuat.
|
5. KURANG
PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN
BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI.
|
|
Tujuan : Setelah diberikan tindakan
keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah.
Kriteria
hasil :
Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan,
berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Kaji ulang
patofisiologi kondisi. Tekankan perlyunya mencegah serangan angina.
|
Pasien dengan
angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat
dikontrol. Ini adalah focus manajemen terapeutik supaya menurunkan infark
miokard.
|
Dorong untuk
menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina, contoh:
stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu
lingkungan yang ekstrem
|
Dapat menurunkan
insiden /beratnya episode iskemik.
|
Kaji pentingnya
control berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan olahraga.
|
Pengetahuan faktor
resiko penting memberikan pasien kesempatan untuk membuat perubahan
kebutuhan.
|
Tunjukan/dorong
pasien untuk memantau nadi sendiri selama aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana,
hindari regangan.
|
Membiarkan pasien
untuk mengidentifikasi aktivitas yang dapat dimodifikasi untuk menghindari
stress jantung dan tetap dibawah ambang angina.
|
Diskusikan langkah
yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan aktivitas,
pemberian obat bila perlu, penggunaan teknik relaksasi.
|
Menyiapkan pasien
pada kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin tidak tahu apa yang
harus dilakukan bila terjadi serangan.
|
Kaji ulang obat
yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah serangan angina.
|
Angina adalah
kondisi rumit yang sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan
kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.
|
Tekankan pentingnya
mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat-obat yang dijual bebas.
|
Obat yang dijual
bebas mempunyai potensi penyimpangan.
|
4. Evaluasi
Ø Mengungkapkan
bahwa nyeri angina berkurang atau hilang.
Ø Menunjukkan
hemodinamik yang stabil (nadi dan tekanan darah) dengan melakukan kegiatan
seperti aktivitas hidup sehari-hari.
Ø Dapat
mengidentifikasi kegiatan yang melelahkan dan dapat menghindarinya.
Ø Dapat
menyebutkan faktor-faktor pencetus serangan angina.
Ø Dapat
menjelaskan sifat angina & pengobatannya.
Ø Dapat
menjelaskan teknik yang efektif untuk menangani stres.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka
dapat disimpulkan bahwa Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau
perasaan tertekan didaerah jantung. atau
nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap
miokardium. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul
karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung.
B. Saran
1.
Mahasiswa diharapkan lebih memahami
konsep dari penyakit angina pektoris sebagai dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas.
2.
Mahasiswa harus mampu memberikan
pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan klien yang menderita angina
pektoris.
DAFTAR
PUSTAKA
Mary Baradero, Mary Wilfrid
Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri
Asuhan Keperawatan Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta: EGC
http://samudra-fox.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-angina-pectoris.html
http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-angina-pectoris
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
=MY IDENTITY=
:: MY IDENTITY ::
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
.........♥ ......♥ ....♥ ......♥............. ..........♥......... ..............♥..... ...................♥ ................♥... ..............♥..... .............♥ ...........♥ ..........♥ .........♥ .........♥ ..........♥ ..............♥ ...................♥ .................... .................... .................... .................... .................... .................... ..................♥ .............♥ .....♥ ...♥ .♥.................. ♥................... .♥.................. ..♥................. ...♥................ .....♥.............. ........♥........... ...........♥........ ..............♥..... ..................♥. .................... .................... |
Pengikut
DolVNie
Wooww..
"Pengetahuan yang benar tidak diukur dari seberapa banyak Anda menghafal dan seberapa banyak yang mampu Anda jelaskan, melainkan, pengetahuan yang benar adalah ekspresi kesalehan (melindungi diri dari apa yang Allah larang dan bertindak atas apa yang Allah amanatkan) - diriwayatkan oleh Abu Na'im
IMAGES
MOTIVASI
Belajar adalah hasil dari mendengarkan, yang pada gilirannya menyebabkan pendengaran dan perhatian lebih baik kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk belajar dari anak, kita harus memiliki empati, dan empati tumbuh saat kita belajar. (Alice Miller)
MEE
:: MY IDENTITY ::
Nama : Hafiko Andresni
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
.........♥ ......♥ ....♥ ......♥............. ..........♥......... ..............♥..... ...................♥ ................♥... ..............♥..... .............♥ ...........♥ ..........♥ .........♥ .........♥ ..........♥ ..............♥ ...................♥ .................... .................... .................... .................... .................... .................... ..................♥ .............♥ .....♥ ...♥ .♥.................. ♥................... .♥.................. ..♥................. ...♥................ .....♥.............. ........♥........... ...........♥........ ..............♥..... ..................♥. .................... |
PENGUNJUNG
free music at divine-music.info
1 komentar :
I was diagnosed with COPD with 55-60% lung capacity. and Hiv, My doctor just said all the crying , stomping your feet will not change it so just accept it and basically patted me on the back and sent me home to die. I was devastated and was afraid to do anything. I stopped riding my bike, I was afraid to do anything that would cause any exertion. It consumed my thoughts with every breath and the fear of what to expect was almost more than I could deal with. So I couldn't get myself all time I decided to find a herbal cure online and I came across Doctor Itua on how he cure several people suffering from Hiv, and Herpes I gave him a call on this Number +2348149277967 also chat on whatsapp he gave me all the details about the cure i paid him for the medicine after 5 working days i receive my herbal medicine ,I use it for two weeks that is how I get Cured and today I'm living healthy and fine I give him thanks also promise him to testify about his work,He Can also cure the following diseases..Copd,Herpes,Alzheimer's disease,carcinoma.Asthma,Allergic diseases.Parkinson's ,Epilepsy,Cancer,Fibromyalgia,Hiv,Hepatitis,diabetes,Coeliac disease,Infertility, Asthma.Contact...drituaherbalcenter@gmail.com..Whatsapp Number...+2348149277976
Posting Komentar