MAKALAH ABORTUS KOMPLITUS
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Banyak
yang tidak tahu tentang abortus, karena setiap pendarahan sebetulnya belum
tentu abortus. Abortus/keguguran sendiri artinya suatu ancaman
atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram. Sedangkan konsepsi merupakan pembuahan
sel sperma terhadap sel telur.Abortus bermacam-macam jenisnya, makanya
tidak setiap pendarahan selalu dilakukan tindakan kiret/kuretase. Ada yang
dipertahankan sampai waktu tertentu dengan cara baring total dan obat-obatan
penguat kandungan.
“Aborsi”
adalah istilah biasa yang digunakan untuk menunjukkan penghentian kehamilan.
“Abort” berarti “mengakhiri”dan aborsi bergun untuk mengakhiri kehamilan
.Aborsi mungkin direncanakan dan terjadi secara spontan.Ketika kehamilan tidak
direncanakan dan terjadi secara spontan. Ketika kehamilan tidak mampu
diteruskan,hasilnya adalah aborsi spontan,juga dinamakan keguguran. Keguguran
dapat ditandai oleh terjadinya pendarahan yang hebat dari vagina dan mungkin
membutuhkan pertolongan secara medis.Aborsi biasanya dilakukan oleh dokter/
bidan/dukun, lebih disukai selama tiga bulan pertama dari kehamilan.
1.2.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Definisi abortus?
b.
Definisi abortus komplitus?
c.
Apa saja Etiologi abortus komplitus?
d.
Apa asuhan kebidanan yang diperlukan?
1.3.
TUJUAN
a.
Untuk mengetahui definisi abortus
b.
Untuk mengetahui definisi abortus
komplitus
c.
Untuk mengetahui apa saja Etiologi abortus
komplitus
d.
Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang
diperlukan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
DEFINISI
ABORTUS
“Aborsi”
adalahistilahbiasa yang digunakanuntukmenunjukkanpenghentiankehamilan. “ Abort ”
berarti “ mengakhiri ” dan aborsi berguna untuk mengakhiri kehamilan .Aborsi mungkin
direncanakan dan terjadi secara spontan .Ketika kehamilan tidak mampu diteruskan
,hasilnya adalah aborsi spontan ,juga dinamakan keguguran .Keguguran dapat ditandai
oleh terjadinya pendarahan dari vagina dan mungkin membutuhkan pertolongan secara
medis.
Abortus adalah
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup luar kandungan. Batasan
abortus adalah umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari
500 gram ( Greenhill, 1965). Sedang menurut WHO /FIGO (1998) adalah jika
kehamilan kurang dari 22 minggu, bila berat janin tidak diketahui.Di Indonesia
umumnya batasan untuk abortus adalah sesuai dengan definisi Greenhill yaitu
jika umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500
gram.Abortus spontan dibagi menjadi abortus awal dan abortus yang terlambat.
Abortus awal terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Abortus yang
terlambat terjadi pada usia kehamilan 12 sampai 20 minggu (Gilbert dan Harmon,2003).
Abortus harus diduga bila seorang
wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah
mengalami terlambat haid.Kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya
kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara
biologis (Galli Mainini) atau imunologik (Pregnosticon, Gravindex).
Sebagai kemungkinan diagnosis yang
lain harus dipikirkan kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, atau
kehamilan dengan kelainan pada serviks.
Kehamilan ektopik terganggu dengan
hematokel retrouterina kadang sulit dibedakan dengan abortus dimana uterus
posisi retroversi.Pada keduanya ditemukan amenorea disertai perdarahan
pervaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan tumor dibelakang
uterus.Tetapi keluhan nyeri biasanya lebih hebat pada kehamilan ektopik.Apabila
gejala-gejala menunjukan kehamilan ektopik terganggu, dapat dilakukan
kuldosintesis untuk memastikan diagnosanya.Pada molahidatidosa uterus biasanya
lebih besar daripada lamanya amenorea dan muntah lebih sering.Apabila ada
kecurigaan terhadap molahidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Karsinoma serviks uteri, polypus
serviks dan sebagainya dapat menyertai kehamilan.Perdarahan dari kelainan ini
dapat menyerupai abortus.Pemeriksaan dengan spekulum, pemeriksaan sitologik dan
biopsi dapat menentukan diagnosis dengan pasti.
Abortus dibagi menjadi
beberapa jenis, menurut kejadiannya abortus dibagi atas abortus spontan yang
memang terjadi secara alamiah dan abortus provokatus yang kejadiannya dibagi
atas abortus spontan yang memang terjadi secara alamiah dan abortus provokatus
yang kejadiannya dipicu hal-hal tertentu. Menurut aspek klinis abortus dapat
dibagi menjadi 6 golongan, yaitu abortus imminens, abortus insipiens, abortus
kompletus, abortus inkompletus, missed abortion dan abortus habitualis.
Masing-masing abortus memiliki tanda dan karakteristik sendiri.
Macam-macam
Abortus adalah:
1.
Abortus spontan
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum
janin mencapai viabilitas(usia kehamilan 22 minggu). Tahapan
abortus spontan meliputi
a.
Abortus
imminens (kehamilan dapat berlanjut).
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya
perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi
masih dalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.Pada kondisi seperti ini,
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b.
Abortus
insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadiabortus
inkomplit atau abortus komplit).
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Kondisi ini menunjukan
proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit
atau komplit.
c.
Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi
telah dikeluarkan).
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus.
d.
Abortus
komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus komplit adalah pengeluaran seluruh hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu.
e.
Abortus yang disengaja
abortus
provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu
tindakan. Abortus provokatus dibagi menjadi 2 yaitu :
a.
Abortus provokatus terapeutik /
artificialis
Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin mampu
hidup (viabel).
Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik diantaranya adalah penyakit
jantung persisten dengan riwayat dekompensasi kordis dan penyakit vaskuler
hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah karsinoma serviks invasif. American
College Obstetricians and Gynecologists (1987) menetapkan petunjuk untuk
abortus terapeutik :
·
Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa
ibu atau mengganggu kesehatan secara serius. Dalam menentukan apakah memang
terdapat resiko kesehatan perlu dipertimbangkan faktor lingkungan pasien.
·
Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau
incest. Dalam hal ini pada evaluasi wanita yang bersangkutan perluditerapkan
kriteria medis yang sama.
·
Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar
menyebabkan lahirnya bayi dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang
berat.
b.
Abortus provokatus kriminalis
Abortus
provokatus kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup atas
permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan penyakit janin
atau gangguan kesehatan ibu.Sebagian besar abortus yang dilakukan saat ini
termasuk dalam katagori ini.
f.
Abortus tidak aman
Abortus tidak aman adalah suatu
prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman/ dalam lingkungan
yang tidak memenuhi standar medis minimal/keduanya.
g.
Abortus septic
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai
infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosa
berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau
peritoneum.
2.2. PENGERTIAN ABORTUS KOMPLITUS
Abortus
komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari. Abortus
kompletus ( keguguran
lengkap ) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua
dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan
20 minggu.Ciri terjadinya abortus kompitus adalah: perdarahanpervaginam, kontraksi
uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam
uterus, uterus telah mengecil.
Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.
Untuk memastikan rahim
sudah bersih atau belum bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG oleh dokter
Spesialis Obstetri dan Ginekologi. Tidak memerlukan penanganan
khusus apabila rahim sudah bersih.Hanya saja pendarahan yang banyak bisa
menimbulkan anemia atau kehilangnan haemoglobin dalam jumlah besar sehingga
diperlukan tranfusi darah.Kalau hanya menderita anemia ringan saja, perlu
diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung
banyak protein, vitamin dan mineral.
Penanganan spesifik Abortus Komplit:
- Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3×1 tablet/hari untuk 3-5 hari.
- Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi. Untuk anemia berat berikan transfuse darah.
- Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika, atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profilaksis.
·
Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan
mineral.
·
Bila
pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi
darah
·
Observasi untuk melihat adanya
perdarahan banyak.
·
Pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan.
·
Kirimkan hasil konsepsi untuk
pemeriksaan patologi (adanya hasil konsepsi,membuktikan bahwa bukan mola,
kehamilan ektopik, dan sebagainya)
·
Kuretase tidak diperlukan
·
Erogonovin atau metilergonovin maleat
diberikan tiga kali sehari dengan dosis 0,2 mg per oral selama tiga hari, dapat
membangtu kontraksi uterus
2.3. ETIOLOGI
Faktor yang
memnyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor
bapak.
·
Kelainan ovum
Pada ovum
abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vilu. Abortus spontan yang
disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinan kalau kehamilan
sudah lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus
makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
Penemuan
morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan adalah
abnormalitas dalam perkembangan zigot, embrio fase awal janin, atau
kadang-kadang plasenta.Perkembangan janin yang abnormal, khususnya dalam
trimester pertama kehamilan, dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin
dengan kromosom yang jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin
dengan komponen kromosom yang normal (euploidi).
Abnormalitas
kromosom sering terjadi di antara embrio dan janin fase awal yang mengalami
abortus spontan serta menjadi sejumlah besar atau sebagian besar kehamilan awal
yang sia-sia.Penelitian menyebutkan bahwa 50 – 60 % dari abortus dini spontan
berhubungan dengan anomali kromosom pada saat konsepsi.
Menurut
Hertig dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan.
Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9 % disebabkan
oleh ovum yang patologis (Mochtar,1998).Dua keadaan yang mungkin menjadi
penyebab terjadinya abortus diatas : (1) abnormalitas genetik (2) sejumlah
kasus maternal.
·
Pengaruh endokrin
Kenaikan insiden abortus bisa
disebabkan oleh hipertiroidisme, diabetes mellitus, dan defisiensi progesteron.
Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon tersebut dari korpus
luteum atau plasenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus. Karena
progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara
teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan berperan dalam
peristiwa kematian janin.
·
Faktor imunologis
Ada dua mekanisme utama pada
abnormalitas imunologis yang berhubungan dengan abortus, yaitu : mekanisme
alloimun dan mekanisme autoimun. Mekanisme autoimun adalah mekanisme timbulnya
reaksi seluler atau humoral yang ditujukan kepada suatu lokasi spesifik dalam
tubuh hospes. Alogenitas digunakan untuk menjelaskan ketidaksamaan genetik
antar binatang dari spesies yang sama. Janin manusia merupakan cangkokan
alogenik yang diterima dengan baik oleh tubuh ibu berdasarkan alasan yang tidak
diketahui secara lengkap. Beberapa mekanisme imunologi dilaporkan bekerja untuk
mencegah penolakan janin. Mekanisme tersebut mencakup faktor
histokompatibilitas, faktor penghambat sirkulasi, faktor supressor lokal dan
antibodi antileukositotoksik maternal atau anti paternal. Tidak adanya atau
tidak disintesisnya salah satu faktor diatas oleh tubuh ibu menyebabkan
terjadinya reaksi imun maternal abnormal yang berbalik melawan antigen dalam
plasenta atau dalam jaringan janin lainnya dan mengakibatkan abortus.
·
Gamet yang menua
Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi
angka insiden abortus spontan. Gamet yang bertambah tua dalam traktus genitalis
wanita sebelum fertilisasi, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.
·
Kelainan genetalia ibu
Ø Anomali
congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornus, dll)
Ø Kelainan
letak dari uterus seperti retrafleksi uteri fiksata.
Ø Tidak
sempurnanya persiapan uterus menanti nidasi yang telah dibuahi.
Ø Uterus terlalu
cepat teregang (ada, kehamilan ganda).
Ø Distorsio
uterus
·
Gangguan sirkulasi plasenta
Dijumpai
pada ibu yang menderita penyakit refatis, hipertensi, hoksemia gravidarum,
anomaly plasenta, dan endarteritis oleh lues.
·
Penyakit-penyakit ibu
Misalnya pada :
Ø
Penyakit Infeksi yang memnyebabkan demam tinggi
seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dsb. Kematian fetus
dapat disebabkan karena toksin dari ibu/ invasi kuman/ virus pada fetus.
Ø Keracunan
nikotin, gas racun, alcohol, dll.
Ø Ibu yang arfiksia
pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis.
Ø Malnutrisi,
avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C,
atau E, diabetes melitus.
·
Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu
yang melalui plasenta merusak darah fesus, sehingga terjadi anemia pada fetus
yang berakibat meninggalnya fetus.
·
Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrafis; /
faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitis.
·
Perangsangan pada ibu yang memnyebabkan uterus
berkontraksi umpamanya : sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan,
laparotomi, dll.
·
Penyakit Bapak
: umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasis kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin dll) sinar roentgen,
avitaminosis.
2.4. ASUHAN KEBIDANAN YANG DIPERLUKAN
· penegakan
diagnosis
Ø Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
·
Pada
pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat.
·
Perdarahan
pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
·
Rasa mulas atau
keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus
· pemeriksaan
ginekologi :
Ø inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada/ tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak
bau busuk darivulva
Ø Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka/ sudah
tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium.
Ø Colok vagina: porio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porssio di goyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, kavum douglashi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
Ø Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus.
Ø pemeriksaan doppler atau usguntuk
menentukan apakah janinmasih hidup
Ø pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
·
manifestasi klinis
-semua hasil konsepsi telahdikeluarkan
-ostium uteri telah menutup
-uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit
-besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Abortus
komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari.Abortus
kompletus (keguguran
lengkap) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua
dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan
20 minggu.Ciri terjadinya abortus kompitus adalah: perdarahan pervaginam, kontraksi
uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam
uterus, uterus telah mengecil.Diagnosis
komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Supriyadi
Teddy, Gunawan Johanes. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC
Ø Rahayu
Sri, Mahmudah Laili, dkk. 2003. Buku Ajar Bidan Myles, Ed.14 .jakarta: EGC
Ø R.
Scott James, J. Disaia Philip, dkk. 1995. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: Widya Medika
Ø http://infobidannia.wordpress.com/2011/05/23/macam-macam-abortus-dan-cara-penanganannya/
Juni 22, 2013 | | 0 Comments
MAKALAH BEYI PREMATUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi
Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal
(37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas
dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga
keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan
mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan
pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Masalah
Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana
pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih
membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi
dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator,
pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.
Tujuan
pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan
keperawatan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah
keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi dengan prematur.
2. Tujuan Khsusus
Agar memperoleh gambaran nyata mengenai :
a. Pengkajian keperawatan pada bayi prematur
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada bayi prematur.
c. Perencanaan Keperawatan yang akan dilaksanakan pada bayi prematur
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada bayi prematur
e. Evaluasi keperawatan pada bayi prematur
f. Faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi prematur.
g. Penyelesaian masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada asuhan keperawatan bayi prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR BAYI PREMATUR
1. Pengertian
Bayi
prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong
2004)
Bayi
premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari
mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode
kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)
Prematoritas
dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas
neonatus.
2. Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksenia,
hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus
tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature,
pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
- Malformasi Uterus
- Kehamilan ganda
- TI. Servik Inkompeten
- KPD
- Pre eklamsia
- Riwayat kelahiran premature
- Kelainan Rh
b. Penyakit
- Diabetes Maternal
- Hipertensi Kronik
- UTI
- Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
- Tidak melakukan perawatan prenatal
- Status sosial ekonomi rendah
- Mal nutrisi
- Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
- Ras
- Usia (<> 40 tahun)
- Status sosio ekonomi rendah
- Belum menikah
- Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Anomali uterus
- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
- Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan
multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta
(misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi
(misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
3. Patofisiologi
Persalinan
preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus
pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor
resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus,
serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks
mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan
preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien
tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor
atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya.
(Kapita selekta, 2000 : 274)
4. Klasifikasi pada bayi premature :
a. Bayi prematur digaris batas
· 37 mg, masa gestasi
· 2500 gr, 3250 gr
· 16 % seluruh kelahiran hidup
· Biasanya normal
· Masalah :
- Ketidak stabilan
- Kesulitan menyusu
- Ikterik
- RDS mungkin muncul
· Penampilan :
- Lipatan pada kaki sedikit
- Payudara lebih kecil
- Lanugo banyak
- Genitalia kurang berkembang
b. Bayi Prematur Sedang
· 31 mg – 36 gestasi
· 1500 gr – 2500 gram
· 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup
· Masalah :
- Ketidak stabilan
- Pengaturan glukosa
- RDS
- Ikterik
- Anemia
- Infeksi
- Kesulitan menyusu
· Penampilan :
- Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah
- Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak
c. Bayi Sangat Prematur
· 24 mg – 30 mg gestasi
· 500 gr – 1400 gr
· 0,8 % seluruh kelahiran hidup
· Masalah : semua
· Penampilan :
- Kecil tidak memiliki lemak
- Kulit sangat tipis
- Kedua mata mungkin berdempetan
(Bobak. Ed 4. 2005)
Karakteristik Bayi Prematur :
o Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
o Kepala dan badan disporposional
o Kulit tipis dan keriput
o Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
o Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu
o Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat
o Labia dan clitoris tampak menonjol
o Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki
Kondisi yang menimbulkan masalah bayi prematur :
a. Sistem Pernapasan
~ Otot-otot pernapasan susah berkembang
~ Dinding dada tidak stabil
~ Produksi surfaktan penurunan
~ Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis
~ Gag reflek dan batuk
b. Sistem Pencernaan
~ Ukuran Lambung Kecil
~ Enzim penurunan
~ Garam Empedu Kurang
~ Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
~ Keterbatasan melepas insulin
~ Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan Suhu
~ Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
~ Kemampuan menggigil menurunan
~ Aktivitas kurang
~ Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
d. Sistem Ginjal
~ Ekskresi sodium meningkat
~ Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
~ Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium
e. Sistem Syaraf
~ Respon untuk stimulasi lambat
~ Reflek gag, menghisap & menelan kurang
~ Reflek batuk lemah
~ Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
~ Pembentukan antibodi kurang
~ Tidak ada munoglobulin M
~ Kemotaksis terbatas
~ Opsonization penurunan
~ Hypo fungsi kel. axrenal
g. Fungsi Liver
~ Kemampuan mengkonyugasi bill
~ Penurunan Hb setelah lahir
5. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur
a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda
Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis,
peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi
dan syok
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley & Wong, 1995)
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC) à (Bobak. 2005)
6. Pemeriksaan Diagnostik :
~ Jumlah darah lengkap : Hb/Ht
~ Kalsium serum
~ Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)
~ Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2
(Doengoes. Ed. 2, 2001)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi
apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160
dpm) murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 g
c. Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin mudah di gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka lebar
Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat
Reflek tergantung pada usia gestasi
d. Pernafasan
Apgar score mungkin rendah
Pernafasan
dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-60
x/mnt) mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi
suprasternalsubternal, sianosis ada.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan (RDS)
e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Menangis mungkin lemah
Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
Kulit transparan
Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
Ekstremitas tampak edema
Garis telapak kaki terlihat
Kuku pendek
f. Seksualitas
Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
Genetalia
; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol
testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum
g. Data Penunjang :
· Pengobatan :
- Cettrazidine 2 x 75 mg
- Aminophylin 2 x 0,15 /IV
- Mikasin 2 x 10 mg
- Aminosteril 15 cc
· Perhatian Khusus:
- O2
- Observasi TTV
· Laboratorium pada tanggal 27 September 2005 :
- Ht : 46 vol %
- Hb : 15,7 gr/dl
- Leukosit : 11 900 ul
- Clorida darah : 112 mEq
- Natrium darah : 140
- Kalium : 4,1
- GDS : 63
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
b. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi enzim.
d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak mampuan merasakan dingin berkeringat
e. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
3. Intervensi Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Intervensi :
- Ukur berat badan bayi dan perhatikan jenis kelamin
- Observasi pernafasan ; cuping hidung, dispnea dan ronki
- Observasi dengan pemantauan O2 catat setiap jam ubah sisi alat setiap 3-4 jam
b. Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
Intervensi :
- Observasi frekuensi pernapasan dan pola nafas (pernafasan, tonus otot dan warna kulit)
- Atur / posisikan bayi telentang dengan gulungan popok di bawah bahu
- Pertahankan suhu tubuh
- Berikan rangsang taktil yang segera
Kolaborasi :
- Berikan O2 à ½ liter
- Berikan obat aminofilin 2 x 0,15 cc
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi enzim.
Intervensi :
- Observasi maturitas refleks menelan dan menghisap
- Auskultasi bising usus sehari 1 kali
- Beri minum susu pasi ”LLM” 10 x 10 cc/mnt setiap 3 jam
- Timbang berat badan setiap hari.
- Berikan terapi mikasin 2 x 25 mg
d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak mampian merasakan dingin dan berkeringat
Intervensi :
- Gunakan lampu pemanas selama prosedur
- Kurangi pemajanan pada aliran udara
- Ganti pakaian bila basah
- Observasi sistem pengaturan suhu inkubater setiap 15 menit (33,4 oC)
- Observasi adanya sesak, sianosis, kulit belang dan menangis buruk
- Observasi haluaran dan berat jenis urin
Kolaborasi :
- Berikan O2
- Therapy Blue Light
e. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
Intervensi :
- Pertahankan cuci tangan yang benar
- Pertahankan kesterilan alat
- Observasi hasil pemeriksaan laboratorium
- Obervasi TTV “ S, N, P “ tiap 8 jam
- Observasi tanda-tanda infeksi
Kolaborasi :
- Berikan aminofilin 2 x 0,15 cc à encerkan melalui IV tiap 7 jam
- Berikan garamicyn (salep) 3 x sehari
4. Evaluasi :
- Jalan nafas tetap paten
- Bayi tidak menunjukan tanda-tanda TIK
- Bayi menunjukan bukti homeostatis
- Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x20-30 gr/hr)
- Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
DAFTAR PUSTAKA
Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC.
Juni 22, 2013 | | 1 Comments
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
=MY IDENTITY=
:: MY IDENTITY ::
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
.........♥ ......♥ ....♥ ......♥............. ..........♥......... ..............♥..... ...................♥ ................♥... ..............♥..... .............♥ ...........♥ ..........♥ .........♥ .........♥ ..........♥ ..............♥ ...................♥ .................... .................... .................... .................... .................... .................... ..................♥ .............♥ .....♥ ...♥ .♥.................. ♥................... .♥.................. ..♥................. ...♥................ .....♥.............. ........♥........... ...........♥........ ..............♥..... ..................♥. .................... .................... |
Pengikut
DolVNie
Wooww..
"Pengetahuan yang benar tidak diukur dari seberapa banyak Anda menghafal dan seberapa banyak yang mampu Anda jelaskan, melainkan, pengetahuan yang benar adalah ekspresi kesalehan (melindungi diri dari apa yang Allah larang dan bertindak atas apa yang Allah amanatkan) - diriwayatkan oleh Abu Na'im
IMAGES
MOTIVASI
Belajar adalah hasil dari mendengarkan, yang pada gilirannya menyebabkan pendengaran dan perhatian lebih baik kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk belajar dari anak, kita harus memiliki empati, dan empati tumbuh saat kita belajar. (Alice Miller)
MEE
:: MY IDENTITY ::
Nama : Hafiko Andresni
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
TTL : Bangkinag ,, 05 Agustus 1994
hobby : Nonton ,, menggambar ,, menghayal :D
.........♥ ......♥ ....♥ ......♥............. ..........♥......... ..............♥..... ...................♥ ................♥... ..............♥..... .............♥ ...........♥ ..........♥ .........♥ .........♥ ..........♥ ..............♥ ...................♥ .................... .................... .................... .................... .................... .................... ..................♥ .............♥ .....♥ ...♥ .♥.................. ♥................... .♥.................. ..♥................. ...♥................ .....♥.............. ........♥........... ...........♥........ ..............♥..... ..................♥. .................... |
PENGUNJUNG
free music at divine-music.info